Yang Luput di Perjalanan KA Argo Parahyangan 25

Weekend kemarin saya pulang ke Bandung. Setelah menuntaskan segala urusan, Minggu sorenya saya kembali lagi ke Jakarta.

Jam setengah dua saya sudah tiba di stasiun Bandung. Setelah dua kereta di peron nomor tiga dan empat berangkat, saya lanjut berjalan ke peron enam. Di sana sudah terparkir KA Argo Parahyangan (Gopar) dengan nomor perjalanan 25. Kereta akan berangkat pada pukul 14:45.

KA Gopar yang saya tumpangi ini membawa 10 kereta, empat ekonomi, empat eksekutif, satu kereta makan, dan satu kereta priority. Saya duduk di kereta Ekonomi-2 nomor 9D, kereta kedua di belakang lokomotif. Di depan saya, kursi 10 C D, sudah duduk sepasang lelaki dan perempuan, mungkin suami isteri. Dari pembicaraan mereka yang saya simak sekilas, saya menduga kalau mereka baru selesai liburan di Bandung.

Sekitar 15 menit sebelum jam berangkat, ada satu keluarga naik ke Ekonomi-2. Si ayah membawa koper besar, sementara si ibu menggendong putri mereka yang masih balita. Mereka berjalan melewati kursi saya dan berhenti di depan kursi 10 CD yang sudah diisi penumpang.

“Permisi mas, mbak, saya duduk di kursi 10 C dan D nih,” kata si ayah kepada dua penumpang di depan saya.

“Oh ya? Saya juga duduk di sini mas. Coba lihat tiketnya.”

Mereka pun saling memperhatikan boarding pass. Ditelaah satu-satu untuk mencari tahu siapa yang salah duduk. Sedetik dua detik, mereka memicingkan mata.

“Kok sama ya? Sama-sama 10 C D nih,” kata si ayah.

“Iya ya. Kok bisa nih sistem tiketnya eror.”

“Masnya gak salah naik kereta kan? Ini yang jam 14:45 loh, mungkin masnya naik yang setengah 4 nanti,” lanjut si ayah.

“Nggak kok mas, bener kok. Nih jamnya 14:45,” kata si lelaki sembari menyodorkan boarding passnya.

Kejadian seperti ini tidak asing jika saya naik kereta api. Kalau ada kasus nomor tempat duduk sama, biasanya kesalahannya itu ada di letak kelas kereta. Kadang ada penumpang yang tidak paham mana kelas ekonomi atau eksekutif. Tapi, untuk kasus sore ini saya bingung. Kok bisa nomor kursi dan keretanya sama persis? Kok bisa kereta api jual kursi yang sama? Kok bisa kereta api mirip dengan maskapai singo abang yang terkenal akan keteledoran macam ini?

Saya pun penasaran dan ingin melihat boarding-pass mereka.

“Coba mas, saya lihat boarding-passnya,” pinta saya.

Saya teliti beberapa saat, semuanya sama. Hingga saat saya menatap tulisan tanggal, akhirnya saya paham di mana salahnya dan siapa tersangkanya.

“Mas, ini tanggal berangkatnya besok, 30 Juli. Sekarang masih hari Minggu tanggal 29.”

Sontak sepasang penumpang yang duduk di depan saya pun tepok jidat. “Ya Tuhan, kok bisa kita salah tanggal mas?!” kata si perempuan itu ke suaminya. Mereka panik dan minta maaf kepada keluarga yang seharusnya duduk di tempat mereka. Ternyata bukan kesalahan sistem komputer. Kesalahannya ada pada manusia. Mereka luput waktu memesan tiket, hari Minggu yang seharusnya tanggal 29, mereka kira 30. 

Kedua penumpang itu pun mengambil koper dan barang bawaan mereka lainnya lalu bergegas turun dari kereta. Entah apa yang jadi nasib mereka. Kalau mereka tetap ingin berangkat sore itu naik kereta rasanya mustahil. Semua tiket sudah ludes sampai dengan jam keberangkatan paling malam. Kalau mau tetap naik kereta sesuai tiket, mereka harus menanti semalam lagi di Bandung. Atau, alternatif lainnya adalah naik bis atau travel.

Saya tak tahu bagaimana kelanjutan kisah mereka, tapi yang jelas dari peristiwa ini mereka harus membayar extra cost entah itu berupa uang, waktu, ataupun tenaga, dan juga rasa malu karena awalnya mereka mengira merekalah yang benar.

Saya dan keluarga yang duduk di kursi depan tertawa kecil sembari geleng-geleng. Kami turut kasihan, tapi juga merasa lucu. Betapa kecilnya kesalahan bisa membuat suatu perjalanan menjadi tertunda atau bahkan gagal.

Pesan moral dari cerita ini adalah selalu telitilah dalam perjalanan, sebab kesalahan apa pun pasti mengundang konsekuensi.

 

5 pemikiran pada “Yang Luput di Perjalanan KA Argo Parahyangan 25

  1. hahaha..teman saya malah pernah mau mudik ke jogja naik pesawat. Sudah pamit2 dan titip rumah ke tetangga. Setelah sampai counter check in soetta ternyata jadwalnya masih besok hari. Alhasil balik lagi ke rumah deh tambah sehari numpuk kangen sama kampungnya.

  2. Kok bisa lolos boarding ya? Kalo cek in kan minimal H-7, kalo boarding berarti ga ada sistem semacam itu? Misalnya sejam dr jam keberangkatan ga bisa scan boarding pass.

    Kalo kasus seperti ini biasanya kurang teliti ketika memesan tiket. Aku kalo pesen aja tak liat kembali tanggalnya wkwkwk. Kalo lupa lagi, tak liat lagi 😂😂

    Kemaren sempet deg-degan lho kok ga bisa cek in online via KAI Access, ternyata keliru kode booking 😂😂

    Di IR kmrn malah jam 1.47 dikira jam 1 siang. Orangnya ngamuk2 di stasiun hahaha

    1. Iya nih.
      Kurang teliti sepertinya. Dan, kalau kita boarding petugas biasanya cek hanya di bagian nama dan identitas, juga kereta yang dinaiki. Agak jarang sepertinya mereka detail sampai ke tanggal, apalagi kalo dah antri kayak di PSE hahaha.

      Aku pernah, salah tuku tiket. Untung bengawan tok, melayangnya 74K. Ra kebayang nek salahnya pas beli Dwipangga ato Taksaka wkwkwkwk

  3. saya pernah juga salah tanggal, tapi pesawat, berangkat hari ini tapi tanggalnya esok

    seketika lemes: antara malu dan siap-siap bangkrut

    alhamdulillah, bisa geser tanggal dengan tambah beberapa rupiah (ga sampe setengah harga tiket)

    keteledoran jenis ini yg bikin saya insecure masalah tanggal keberangkatan di tiket.hehe

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s