Semarak Bunga Matahari Di Atas Pasir Pantai

Di Sabtu sore yang berawan, Seno terduduk di sebuah dipan kayu. Di belakangnya, bunga-bunga matahari bermekaran, warnanya kuning merona. Bunga-bunga itu bergoyang-goyan ditiup hembusan angin dari laut. Tapi, perhatian Seno tak tertuju ke sana. Matanya menatap lembar demi lembar kertas yang isinya adalah cerita tentang dinosaurus.

Lanjutkan membaca “Semarak Bunga Matahari Di Atas Pasir Pantai”

Di Balik Senyum Hangat Simbah Ngatilah

Setiap kali hendak berkunjung ke rumah kerabat di desa, aku sengaja tidak pernah memberitahukannya dulu kepada mereka. Bukan karena ingin memberi kejutan, tapi supaya tidak merepotkan. Kalau aku mengabari terlebih dahulu, mereka pasti akan merepotkan diri dengan memasak berbagai makanan. Padahal, aku bukanlah tamu istimewa, hanya seorang biasa yang suka melarikan diri dari Jakarta tiap akhir pekan.

Lanjutkan membaca “Di Balik Senyum Hangat Simbah Ngatilah”

Air Terjun Kembang Soka: Sensasi Segarnya Mandi di Air Kapur

 

Setelah melewatkan 9 jam perjalanan di atas kereta api ekonomi Progo, tibalah aku di stasiun Lempuyangan. Walaupun di kereta sempat tertidur sejenak, tapi rasa kantuk sepertinya masih enggan beranjak dari kepala. Dari Lempuyangan, perjalanan panjang masih berlanjut. Destinasi hari itu adalah menjelajah Kulonprogo untuk menceburkan diri di air sungai yang segar.

Lanjutkan membaca “Air Terjun Kembang Soka: Sensasi Segarnya Mandi di Air Kapur”

Dari Perbukitan Menoreh, Kami Belajar Arti Hidup

 

Jam telah menyentuh pukul satu dini hari. Delapan anak tergopoh-gopoh memasuki rumah seraya kedinginan, kelaparan, dan kelelahan akibat hujan-hujanan di lapangan kecamatan. Simbah yang telah tertidur jadi terbangun. Tak tega melihat kedelapan anaknya kedinginan, ia pun melupakan kantuknya, bergegas ke dapur, membuat perapian, dan memasak mie rebus untuk kami berdelapan.

Lanjutkan membaca “Dari Perbukitan Menoreh, Kami Belajar Arti Hidup”

Kedai Kopi Menoreh: Ketika Kudapan Desa Naik Kasta

Senyum lebar tersungging di wajah Pak Rohmat ketika mempersilahkan kami berdua masuk ke dalam kedainya yang sederhana. Hari itu di Sabtu pagi, kami adalah pengunjung pertama yang datang ke kedai kopi nan legendaris di perbukitan Menoreh.

Lanjutkan membaca “Kedai Kopi Menoreh: Ketika Kudapan Desa Naik Kasta”

Menyapa Fajar nan Hangat di Puncak Suroloyo

Langit masih gelap dan bunyi jangkrik masih terdengar jelas saat kami memarkirkan kendaraan di pelataran Puncak Suroloyo. Jam baru menunjukkan pukul 04:50, tapi kami tidak datang terlalu awal untuk menyaksikan pesona fajar. Langit yang semula pekat perlahan mulai meluntur namun masih tertutup awan-awan kelabu.

Lanjutkan membaca “Menyapa Fajar nan Hangat di Puncak Suroloyo”