Jakarta yang Berbenah, Aku yang Berubah

Suatu hari aku menaiki bus Trans Jakarta menuju kota. Di Jalan Daan Mogot sebelum Kali Pesing, aku melihat sebuah jembatan penyeberangan orang dan halte busway yang bernama Jembatan Gantung masih tak tersambung. Jembatan itu akhirnya menyerah. Ia patah setelah berkali-kali ditabrak truk. Lanjutkan membaca “Jakarta yang Berbenah, Aku yang Berubah”

Refleksi Dua Tahun Bekerja: Sebuah Perjalanan ke Puncak Bukit

Setiap kali melihat kalender yang letaknya di samping monitor, rasanya waktu berjalan sangat cepat. 5 Desember 2018, hari ini genap dua tahun saya masuk dan bekerja di Jakarta, di sebuah kantor lembaga nirlaba yang letaknya di pojok barat Jakarta. Kalau mengingat bagaimana kalutnya suasana hati kala pertama masuk kerja dulu, bisa bertahan sampai sejauh ini tentu adalah sebuah berkat dan kesempatan yang amat baik. Lanjutkan membaca “Refleksi Dua Tahun Bekerja: Sebuah Perjalanan ke Puncak Bukit”

Pulang ke Desa Sidareja

 

Di Stasiun Pasar Senen, Kereta Api Serayu Malam berangkat pukul 21.00, mengantarkan saya pergi meninggalkan Jakarta untuk perjalanan singkat akhir pekan. Saya duduk di kereta nomor dua dan sembilan jam kemudian, saya tiba di tujuan akhir saya: Stasiun Sidareja. Lanjutkan membaca “Pulang ke Desa Sidareja”

Tidak ada Pekerjaan yang Benar-benar Enak

“Aduh Ry, itu GM gua ngeselin banget. Seenaknya banget dia pakai jam kerja buat urusan pribadinya! Lanjutkan membaca “Tidak ada Pekerjaan yang Benar-benar Enak”

5 Hal yang Saya Pelajari Setelah Setahun Bekerja di Organisasi Non-Profit

 

Tiada perjalanan tanpa sebuah kesan.

Sebelum tahun 2017 ditutup dan menjadi kenangan, izinkanlah saya membagikan sedikit  kesan dari perjalanan yang saya lalui sepanjang tahun ini: tentang suka dan duka, juga tentang pengalaman mendedikasikan diri bekerja sekaligus melayani di sebuah organisasi non-profit. Lanjutkan membaca “5 Hal yang Saya Pelajari Setelah Setahun Bekerja di Organisasi Non-Profit”

Editor, Bukan Sekadar Duduk di Kantor

Kepalaku pening menatap layar laptop berjam-jam. Bokongku rasanya sudah menempel sempurna dengan kursi. Dari langit terang sampai gelap, tulisan-tulisan tidak pernah habis untuk diedit. Rutinitas edit-mengedit ini sepintas terlihat mudah. Editor kerjanya duduk dan memelototi deretan kata, lengkap dengan tanda bacanya. Lanjutkan membaca “Editor, Bukan Sekadar Duduk di Kantor”