Cuek di Awal, Tuai Bencana Kemudian

“Ke Indomaret yuk, Ry,” kata-kata yang sering dilontarkan Brian tiap menjelang tengah malam. Dan, tak pernah kutolak pula ajakan itu. Kami lalu berjalan kaki, melompati portal depan gang yang selalu ditutup selepas jam sebelas. Hasil perjalanan itu beragam: Brian membawa nasi padang yang katanya cemilan tengah malam, dan aku menjilati es krim seharga lima ribuan.  Brian adalah kawan kalongku. Beserta dengan seisi kosan lainnya, kami … Lanjutkan membaca Cuek di Awal, Tuai Bencana Kemudian

Hadiah atas Kerja Keras Kami: Jalan-jalan ke Laut Bekah

Kami merasa berdosa. Di pagi hari, kami izin meminjam motor Mbak Sekar untuk dipakai jalan-jalan keliling Jogja. Sore harinya, kami tak menyangka kalau destinasi yang kami tuju ternyata medannya tidak cocok untuk sebuah Honda Beat. Si skuter matik yang didesain untuk jalanan beraspal mendadak jadi motor off-road melibas trek berbatu di Gunung Kidul. Kabupaten Gunung Kidul saban kemarau selalu jadi kabupaten dengan kekeringan parah terjadi. … Lanjutkan membaca Hadiah atas Kerja Keras Kami: Jalan-jalan ke Laut Bekah

Sepanjang Jalan Jogja-Cilacap

Minggu, 22 Maret 2015.  Kira-kira jam sepuluh pagi, langit Jogja mendung. Tidak ada rencana apa-apa hari itu selain malas-malasan di kosan. Tapi, tiba-tiba hape bergetar. Ada telepon masuk dari Roland.  “Wei, kenapa?” tanya saya.  “Ar…,” suara dari seberang telepon. Nadanya bergetar.  “Eh, kenapa Lan? Di mana kamu?”  “Papa meninggal barusan,” jawabnya sesenggukan.  Suasana hati Roland kalut, dia ingin segera pulang supaya bisa melihat wajah almarhum … Lanjutkan membaca Sepanjang Jalan Jogja-Cilacap

Bukan Tempat Wisatanya yang Membuat Jogja Itu Ngangeni….

Lik Par, demikian ia biasa disapa. Usianya telah melampaui 60 tahun, tetapi perawakannya tegap. Setengah jam sebelum tengah malam, ia mendorong gerobak angkringannya seorang diri di sepanjang jalan Sugeng Jeroni. Tepat di tepi tepi jembatan Sungai Winongo, ia berhenti. Gerobak itu ditatanya perlahan hingga menjadi angkringan yang utuh dan ngangeni. Lanjutkan membaca Bukan Tempat Wisatanya yang Membuat Jogja Itu Ngangeni….

Trip Report: Pertama Kali Naik Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan

Stasiun Pasar Senen rasanya tak pernah tertidur. Sejak kereta api Tawang Jaya bertolak jam sebelas malam, puluhan kereta dari arah timur berdatangan di pagi buta. Belum usai semua kereta itu tiba, jam setengah enam kurang lima menit, kereta api Kutojaya Selatan jadi yang pertama bertolak ke timur. Begitu seterusnya, menjadikan Stasiun Pasar Senen selalu hidup dan riuh tiap waktunya. Lanjutkan membaca “Trip Report: Pertama Kali Naik Kereta Api Gaya Baru Malam Selatan”

Berkah di Balik Pindah Kursi

Akhir pekan di awal Desember, saya pergi ke Yogyakarta lagi. Kali ini saya berangkat di pagi hari naik kereta api Gajahwong. Kereta berangkat dari Pasar Senen pukul 06:45. Saya duduk di kursi nomor 8D. Di depan saya, duduk empat orang yang adalah satu keluarga. Mereka terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak. Sang ayah rupanya salah perhitungan saat memesan tiket. Dia kira kursi nomor 6 dan 7 adalah kursi yang saling berhadapan. Tapi, nyatanya itu adalah kursi yang saling memunggungi. Lanjutkan membaca “Berkah di Balik Pindah Kursi”