Cerpen: Kisah Kasih dari Sidareja

Jam setengah delapan. Di kota, jam segini belumlah tergolong malam, tapi tidak dengan di Sidareja. Hilir mudik manusia semakin jarang. Kodok-kodok dari sawah semakin banter terdengar. Setelah dua belas jam berdagang, ditariklah tirai besi yang menandakan toko kelontong Roland selesai bertransaksi.  Roland adalah kawan baikku, seorang pria sintal bermata sipit, warga keturunan yang telah bergenerasi menetap di tanah Ngapak. Delapan tahun lalu, aku berkawan dengannya … Lanjutkan membaca Cerpen: Kisah Kasih dari Sidareja