Sumatra Overland Journey (8) |Ganja di Tanah Syariat

Sebuah baliho besar bertuliskan “Anda Memasuki Kawasan Syariat Islam” terpampang besar tatkala angkutan yang kami naiki bersiap memasuki kota Takengon. Sebelumnya kami berangkat dari Banda Aceh dan membutuhkan waktu nyaris sepuluh jam untuk tiba di Takengon. Berhubung waktu itu adalah bulan Ramadhan, hampir di tiap jam kendaraan kami selalu singgah di masjid-masjid kecil.

Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (8) |Ganja di Tanah Syariat”

Sumatra Overland Journey (7) | Ketika Kami Diselamatkan oleh Keluarga Polisi

Langit telah gelap dan kami belum juga tiba di Takengon. Sudah 10 jam bokong kami tertanam di jok mobil. Panas rasanya. Pegal pula, sebab jalanan Trans-Aceh tidak mulus. Udara dalam mobil pengap, sedangkan di luar hujan deras. Saat itu adalah jam buka puasa, tak banyak orang yang lalu-lalang di jalanan.

Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (7) | Ketika Kami Diselamatkan oleh Keluarga Polisi”

Sumatra Overland Journey (6) | Jejak Nestapa di Tanah Rencong

Duka itu masih ada, terselip di tengah denyut nadi kota. Tiga belas tahun silam, tatkala gelombang raksasa datang menyapu daratan, semua luluh lantak tak bersisa. Satu-satunya bangunan yang selamat dari kedahsyatan gelombang tsunami adalah Masjid Raya Baiturrahman. Sekarang, Banda Aceh telah bangkit dari kepedihan itu. Namun, di balik geliatnya, jejak nestapa itu masih dapat kita saksikan.

Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (6) | Jejak Nestapa di Tanah Rencong”

Sumatra Overland Journey (5) | Kelana di Pulau Terbarat Indonesia

Makan, tidur, jalan-jalan, dan snorkeling. Selama lima hari, tak ada aktivitas lain yang bisa kami lakukan selain empat hal tersebut. Keindahan Sabang seolah membawa kabur kami dari segala kemelut dunia. Tak ada televisi, tak ada internet. Dunia menjadi amat damai karena yang kami lihat hanyalah alam yang memanjakan mata.

Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (5) | Kelana di Pulau Terbarat Indonesia”

Sumatra Overland Journey (4) | Menjejak Langkah di Titik Nol Indonesia

Jam 3 pagi. Tatkala semua penumpang tertidur lelap, bus berhenti mendadak. Mesin bus mogok dan kami tertahan di jalanan sepi kota Bireun, Aceh tanpa tahu harus berbuat apa. Beberapa penumpang mulai gelisah. Ada yang menelepon kerabatnya, ada pula yang mengumpat kesal karena perjalanannya jadi terhambat.

Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (4) | Menjejak Langkah di Titik Nol Indonesia”

Sumatra Overland Journey (3) | Jalan Panjang Menuju Bumi Syariat

 

Etape ketiga. Kami berpindah menuju provinsi paling barat di Nusantara. Aceh masih menjadi misteri bagi kami yang belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di tanahnya. Tapi, misteri itulah yang menjadi magnet, menarik kami untuk hadir dan merasakan langsung nuansa kehidupan di bawah naungan hukum syariat. Lanjutkan membaca “Sumatra Overland Journey (3) | Jalan Panjang Menuju Bumi Syariat”

Ironi Ganja di Balik Gunung Leuser

Pertama kali seumur hidup, kami digirng masuk ke dalam kantor polisi bersama seluruh penumpang minibus. Perempuan tua renta yang duduk di samping kami ternyata kedapatan membawa ganja seberat lima kilogram untuk dibawa ke Medan. Kaget sekaligus miris, bagaimana bisa sesosok wanita renta berkerudung itu menyembunyikan barang haram di balik tas bahkan jilbabnya. Namun, itulah yang terjadi di Aceh Tenggara dimana ganja masih menjadi ironi antara kemiskinan … Lanjutkan membaca Ironi Ganja di Balik Gunung Leuser

Takengon, Swiss van Sumatra

Jika Eropa memiliki Swiss yang khas dengan pegunungan Alpennya, Jawa yang memiliki dataran tinggi Dieng, Sumatra juga memiliki Takengon sebuah kota yang tak kalah dengan kota-kota dataran tinggi lainnya. Terletak di Aceh Tengah, Takengon sering juga dijuluki sebagai “Kota Dingin” karena jam 12 siang pun masih terasa sejuk. Perjalanan kami telah menyentuh hari ke-12 dari total 30 hari. Bertolak dari Banda Aceh, kami menaiki sebuah … Lanjutkan membaca Takengon, Swiss van Sumatra