
Curhat yang Tidak Dianggap Enteng
Curhatanku tidak dianggapnya enteng meskipun bibirnya mengucap guyonan tak sensitif. Empatinya terwujud dalam tindakan. Lanjutkan membaca Curhat yang Tidak Dianggap Enteng
Curhatanku tidak dianggapnya enteng meskipun bibirnya mengucap guyonan tak sensitif. Empatinya terwujud dalam tindakan. Lanjutkan membaca Curhat yang Tidak Dianggap Enteng
Cerita ini kutulis untuk mengajak kita mengenang kembali masa-masa ‘kengerian’ yang timbul akibat ketidaktahuan ketika pandemi awal-awal masuk ke Indonesia. Lanjutkan membaca Cerita di Awal Pandemi: Hati-hati Jangan Dekati Si Ary!
Sekadar memberi saja memang tidak cukup, tapi jika kita tidak sampai hati dalam sekadar memberi, bagaimana bisa kita memberi hal yang lebih? Lanjutkan membaca Seandainya Pemberianku Ini Cukup…
Sepanjang hidupku menyandang status sebagai warga keturunan Tionghoa, Imlek tidak se-istimewa hari-hari lainnya. Ketika rekan-rekanku memamerkan panen angpau atau kumpul keluarga besar, keluargaku jarang melakukannya. Lanjutkan membaca Imlek Bagiku yang Merayakannya dengan Setengah
Rekan yang kami kasihi itu tubuhnya semakin menciut. Makanan semakin sulit masuk ke lambungnya. Sementara dosis morfin semakin meningkat untuk menolongnya menahan rasa sakit. Lanjutkan membaca Mendampingi Seorang Kawan di Masa Sekaratnya
“Ke Indomaret yuk, Ry,” kata-kata yang sering dilontarkan Brian tiap menjelang tengah malam. Dan, tak pernah kutolak pula ajakan itu. Kami lalu berjalan kaki, melompati portal depan gang yang selalu ditutup selepas jam sebelas. Hasil perjalanan itu beragam: Brian membawa nasi padang yang katanya cemilan tengah malam, dan aku menjilati es krim seharga lima ribuan. Brian adalah kawan kalongku. Beserta dengan seisi kosan lainnya, kami … Lanjutkan membaca Cuek di Awal, Tuai Bencana Kemudian
Konon katanya, tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan. Sewaktu awal-awal pindah ke Jakarta di tahun 2016, saya meramalkan nasib saya tidak akan sebebas dulu. Waktu di Jogja, keluyuran bisa dilakukan dengan mudah, tapi kalau sudah di Jakarta, kayaknya nggak bakal bisa deh. Tiga bulan pertama kerja, jalan-jalan yang saya lakukan cuma mudik ke Bandung. Lalu, terbitlah rindu untuk do something. Daripada mengeluh terus karena … Lanjutkan membaca Empat Tahun Bikin Blog, Dapat Apa?
Sudah dua tahun lebih di Jakarta saya tinggal sekamar bersama seorang kawan dari Nias, namanya Themas. Usia kami terpaut tiga tahun. Dia bekerja di lantai tiga, saya di lantai dua. Kami cuma ketemu saat malam. Itu pun jarang mengobrol karena biasanya kami langsung tidur. Per tanggal 15 Maret 2020, kantor kami memberlakukan sistem kerja dari rumah. Tapi, saya dan Themas tetap tinggal di kantor. Meski … Lanjutkan membaca Uang THR untuk Beli Anak Babi