Di tengah kepadatan rutinitas, momen fajar rasa-rasanya bukanlah masa yang istimewa dalam keseharian kita. Kita bangun, bersiap diri, lalu larut dalam kesibukan. Sinar mentari pagi dan udara sejuk yang mengalir tak lagi membuat mulut kita mengucap syukur atas nikmat kehidupan dari yang kuasa. Namun, berada di Negeri Tembakau, tepat di lembah antara Arga Sumbing dan Sindoro, momen fajar itu terasa begitu agung, juga magis. Membuat mata ini memandang takjub dan hati berlimpah sukacita.
Adalah Kota Temanggung yang membuat saya begitu menikmati suasana pagi. Seorang teman karib, yang tinggal menetap di kota ini mengajak saya untuk bangun pagi-pagi buta. Jam tiga pagi, saat mata masih lengket, kami berkendara sepeda motor menembus pekatnya langit dan udara dingin yang menusuk tulang. “Semangat! Nanti di atas pemandangannya apik!” tukasnya.
Jam setengah lima, kami sudah tiba di sebuah daerah bernama Posong. Pada tahun 2014 silam, Posong adalah objek wisata yang baru mulai mekar namanya. Tak banyak wisatawan berkerumun di sini. Suasananya sunyi. Semburat jingga dari mentari pagi mulai tampak jelang pukul lima lebih. Begitu anggun. Arga Sumbing dan Sindoro yang sedianya kelam mulai tampak bercahaya. Mereka tampak anggun juga angkuh, seolah ingin mengokohkan status mereka sebagai gunung perkasa.






lihat hamparan tembakau kayak gini justru di jember, padahal nggak nyaka juga kalau Jember penghasil tembakau.
Saya yang orang temanggung mlh belum pernah kesini 😂😂
Hihihi….mampir mas kali-kali, sebelum nanti tambah ruameee