Di saat saya masih bermimpi indah, tiba-tiba saya terbangun karena mendengar sayup-sayup suara adzan. Setelah membuka mata, benda pertama yang saya cari pertama kali adalah jam tangan untuk melihat saat itu jam berapa. “Kok suara adzannya pagi sekali ya?” Pikir saya.
Jam menunjukkan pukul 05:05. Cilaka! Saya terlambat bangun. Padahal, semalam sebelumnya saya sudah pasang alarm pukul 04:30 supaya tidak perlu terburu-buru pergi ke stasiun. Tapi, karena charger tidak pas, ponsel pun kehabisan baterai tanpa sempat terisi daya dan akhirnya mati dengan sendirinya.
Baiklah, tidak ada waktu untuk menyesal dan mengumpat. Dalam waktu singkat saya harus berbenah supaya tidak terlambat naik kereta. Singkat cerita, pukul 05:20, dengan persiapan kilat saya segera berangkat menuju Gambir. Puji syukur karena hari itu adalah Sabtu pagi, maka jalanan Jakarta sangat lengang. Pukul 05:40 saya sudah tiba di Gambir dan siap menyambut perjalanan pertama menaiki kereta api eksekutif terbaru pada pukul 06:15 nanti.
Sekilas tentang kereta api eksekutif terbaru buatan tahun 2018
Perjalanan hari Sabtu itu sebenarnya bukanlah perjalanan yang mendadak. Sebulan sebelumnya, saya dibuat ngiler dan penasaran oleh postingan di Instagram tentang kereta api eksekutif terbaru yang katanya mewah dan modern. Setelah diuji coba pada Februari 2018 kemarin di lintas Madiun – Kroya – Bandung – Cikampek – Semarang, rangkaian eksekutif terbaru ini kemudian secara resmi digunakan pada kereta api Argo Parahyangan relasi Kiaracondong-Gambir.
Kebetulan sekali. Rumah saya di Bandung dan kereta terbaru ini juga mondar-mandir di lintas Bandung-Jakarta. Jadi, setelah menyelesaikan urusan kantor dan meminta izin kepada HRD untuk ‘melarikan diri’ di akhir pekan, saya pun segera memesan tiket yang harganya dibanderol Rp 130.000,- per sekali jalan.
Kenapa kok diletakkannya di Argo Parahyangan? Karena sejak setahun terakhir ini, animo penumpang Argo Parahyangan melonjak tinggi. Macetnya jalan tol Jakarta-Cikampek bisa membuat durasi perjalanan Jakarta-Bandung yang sedianya bisa ditempuk 3-4 jam membengkak menjadi 6 jam lebih. Siapa tidak jenuh duduk berjam-jam macet-macetan? Akibatnya, kereta api yang dulu sempat tak dilirik sekarang jadi primadona. Cukup duduk 3,5 jam, lihat pemandangan ciamik di kiri kanan, sampai deh di tujuan.
Apa sih keistimewaan kereta api eksekutif terbaru 2018 ini dibandingkan dengan kereta eksekutif lainnya?
Sebenarnya, jika dilihat dari fasilitas dan interior tidak terlalu banyak perbedaan fasilitas yang mencolok. Baik kereta eksekutif lawas, 2016, maupun 2018 dilengkapi fasilitas seperti: kursi reclining seat, televisi, pendingin udara sentral, lampu baca, foot-rest, dan meja lipat. Tapi, jika dilihat dari sisi eksteriornya, kereta eksekutif 2018 sangat berbeda!
Seluruh kereta api di Jawa saat ini didominasi oleh livery selendang pecut dengan latar belakang abu-abu. Kereta eksekutif 2018 diberi livery berwarna abu-abu kaleng. Katanya, warna abu ini disebabkan karena bahan baku kereta dibuat dari stainless-steel yang anti karat dan lebih murah biaya perawatannya. Warna abu-abu yang cenderung pucat ini dihiasi dengan garis-garis berwarna oranye. Kalau menurut penilaian saya pribadi, livery ini tidak bagus-bagus amat sih. Mungkin kalau ada rating, saya akan kasih nilai 7 dari 10.
Ada berapa jenis Argo Parahyangan saat ini?
Dengan dirangkaikannya kereta eksekutif terbaru di Argo Parahyangan (disingkat jadi Gopar), maka Gopar menjadi kereta api dengan varian kereta terbanyak.
Setiap akhir pekan, Gopar melayani 26 kali perjalanan di lintas Bandung-Jakarta. Dari seluruh perjalanan ini, kereta yang digunakannya bermacam-macam. Ada kereta eksekutif lawas (yang biasa dirangkaikan di KA Lodaya, Taksaka, dsb); kereta eksekutif 2016 (menggunakan idle rangkaian Sembrani); kereta ekonomi K3 biasa (menggunakan idle rangkaian Harina); kereta bisnis (menggunakan idle rangkaian Senja Utama); kereta ekonomi 2016; kereta ekonomi premium 2017; dan termutakhir kereta eksekutif 2018.
Duduk nyaman di kursi Gopar Kaleng
Jam enam pagi, setelah kereta api Bima tiba di peron nomor 2, KA Gopar Eksekutif Terbaru 2018 (selanjutnya akan saya sebut Gopar Kaleng) tiba di peron nomor 1. Saya sengaja memilih kereta nomor 8 dengan maksud siapa tahu di kereta paling ekor ini tidak semua kursinya penuh. Dugaan saya benar. Kereta di posisi ekor ini hanya diisi d¾ penumpang saja. Dan, senangnya adalah kursi sebelah saya kosong, saya jadi bisa leluasa.

Impresi pertama yang muncul saat masuk ke dalam kereta adalah: cute sekali kereta ini. Tiap-tiap kursinya diberi warna biru langit yang cerah, padahal biasanya kereta eksekutif menggunakan warna yang relatif kalem, seperi krem ataupun abu. Di atas kursi penumpang terdapat kabin penyimpanan barang. Kabin ini terlihat elegan karena bagian bawahnya diberi warna hitam yang mengkilap. Plus, di sini jugalah terdapat lampu baca yang bisa dinyalakan oleh penumpang yang butuh penerangan tambahan.
Pukul 06:16, terlambat satu menit, KA Gopar Kaleng diberangkatkan menuju Bandung. Dari Gambir hingga Jatinegara kereta dipacu pada kecepatan konstan sekitar 30-40 km/jam, mengingat di lintas ini kereta jarak jauh mesti berbagi jalur dengan KRL yang wara-wiri.
Barulah selepas Jatinegara, kereta dipacu pada kecepatan maksimal.
06: 16 berangkat Gambir
06:28 langsung Manggarai
06:32 langsung Jatinegara
06:42 langsung Kranji
06:45 berhenti Bekasi untuk menaikkan penumpang
06:50 berangkat Bekasi
Selepas Bekasi, karena semalam saya kurang tidur, saya pun tertidur. AC yang dingin, kursi yang empuk, dan getaran yang tidak terlalu kentara membuat tidur saya pulas. Saat kereta melintasi Terowongan Sasaksaat, barulah saya terbangun.
Bicara soal kursi di kereta Gopar Kaleng, soal nyamannya memang perlu diacungi jempol karena jarak antar kursi yang lega dan foot-rest yang telah diperbaharui. Di kelas eksekutif 2016, foot-rest-nya harus selalu dipijak. Jika tidak dipijak, maka akan terlipat secara otomotis, mirip seperti kursi bioskop.
Fasilitas kenyamanan lain yang disediakan di rangkaian Gopar Kaleng adalah meja lipat mini, majalah, dan audio-jack. Fasilitas majalah sebenarnya bukan fasilitas yang baru. Dulu, jika kita naik kereta kelas eksekutif di saku kursi sudah tersedia majalah “Rel”. Tapi, kini majalah itu telah berubah nama menjadi “On Track”.
Jika kita membawa headset sendiri, tinggal colok dan kita bisa mendengarkan suara dari televisi. Tapi, hari itu siaran televisinya tidak terlau menarik. Saat saya berkeliling juga saya tidak mendapati ada penumpang yang menggunakan fasilitas ini. Mungkin PT KAI bisa membenahinya dengan menyajikan tayangan-tayangan yang menarik sepanjang perjalanan.
Pukul 09:50, kereta api Gopar Kaleng tiba di Stasiun Bandung. Meski tujuan akhir dari kereta ini adalah Kiaracondong, hampir seluruh penumpang turun di Stasiun Bandung. Alhasil, kereta melaju kembali ke Kiaracondong dalam keadaan nyaris kosong melompong.
Tiga jam lebih di atas kereta eksekutif 2018, secara keseluruhan saya akan memberi nilai 9 dari 10. Sebagai orang yang biasanya naik kereta api ekonomi PSO, naik kereta eksekutif ini rasanya sungguh nyaman! Harga 130 ribu untuk sekali perjalanan menurut saya harga yang cukup wajar, mengingat harga travel juga di atas 100 ribu.
Selain nyaman karena fasilitas kereta yang mumpuni, pemandangan di luar kereta juga membuat perjalanan menaiki Argo Parahyangan tidak pernah terasa membosankan. Saya suka duduk di kereta paling ekor, karena saat kereta meliuk, saya bisa melihat lokomotifnya. Mirip seperti ular besi yang sedang bermanuver. Lalu, saat kereta melintasi jembatan, hijaunya bukit-bukit dan dalamnya jurang juga begitu memanjakan mata. Pemandangan ini tidak akan kita dapatkan kalau bepergian naik mobil via tol.



Jadi, buat teman-teman yang ingin berkunjung ke Bandung atau Jakarta, berminat menjajal kereta eksekutif 2018 ini? Segera pesan tiket kalian sebelum kehabisan!
Info tambahan:
Jika ingin melihat pemadangan jembatan-jembatan dan tol Cipularang, silakan ambil kursi nomor D.
No. KA | Relasi | Jadwal Berangkat | Jadwal Tiba |
11232 | Gambir – Kiaracondong | 06:15 | 10:13 |
11161 | Kiaracondong – Gambir | 12:45 | 16:39 |
11234 | Gambir – Bandung | 17:02 | 20:19 |
11163 | Bandung – Gambir | 20:50 | 00:21 |
Alhamdulillaahh saya juga udah merasakan enaknya dan nikmatnya gerbong executive terbaru, lewat KA Taksaka Malam pas libur lebaran kemaren Anto, dr Jkrt ke Yk. bener2 nyaman, jarak kursinya sangat panjang,, … gerbonge persis sama yg kau upload itu,,, udah gitu dpt harga yg paling m,urah lagi,, jd puassnya doble, hahahaha….
Saya mau naik Taksaka ke Yogya, denger-denger juga kebagian K3 2018 y?
Taksaka sekarng sudah pakai K1 2018 mas.
kaleng semua dong? 😀
Yoi mas, sekarang Taksaka sudah pakai kaleng semua.
Argo Wilis dan Turangga juga sama, sudah hijrah ke kaleng.
Salah satu kereta yang akan dijadikan bahan artikel saya nanti juga hehehe belum kesampaian.
Halo mas.
Ntap mas. Tak tunggu liputannya 😀
Iya target liputan parsialan SS kereta Wilis 😁
Yang saya gagal paham, jarak Gambir-Bdg kira2 150 km, ditempuh dalam tiga jam lebih. Padahal Gubeng-Madiun jaraknya kira2 sama (157 km) waktu tempuhnya sekitar dua setengah jam. Malah Argo Wilis, menempuh Sby – Mn (dan sebaliknya) cuma dua jam sembilan menit,
Surabaya – Malang kira2 90 km, dulu tahun tujuhpuluhan, ada KA Tumapel 80′ yg waktu tempuhnya 80 – 90 menit, cuma brenti di St. Bangil. Sekarang, KA Bima (yg tercepat), waktu tempuh Sby – Mlg dua setengah jam!
Adakah yg bisa menjelaskan. Terimakasih.
Maaf, maksud saya, Sby Mlg dg KA Bima kira2 dua jam (bukan dua setengah jam)
Halo Mas Agung,
Untuk menjawab ini, kita perlu melihat dulu kondisi medan rel yang dilalui oleh kereta. Di jalur Jakarta-Bandung, medannya bermacam-macam. Dari Jakarta hingga Cikampek dan Purwakarta, medannya lurus dan sudah tersedia dua jalur. Sehingga kecepatan kereta api bisa dipacu hingga 80-90 km/jam. Selepas Purwakarta, tepatnya dari Cikadongdong hingga Padalarang, rel melewati perbukitan. Rel dibangun memutar sehingga berkelok-kelok, menanjak, dan menurun. Dengan kondisi rel seperti ini, kecepatan kereta harus dibatasi, tidak lebih dari 40 km/jam. Kalau lebih cepat, kereta bisa terguling/anjlok.
Oleh karena itu, waktu tempuh antara Jkt Bandung lebih lama daripada Surabaya Madiun.
Lintasan Surabaya Madiun kendati jauh, konturnya tidak seperti di Jkt-Bandung. Di lintasan Sby-MN, kontur rel tidak berbukit-bukit, tidak menanjak, juga menurun. Kereta dapat dipacu hingga 90km/jam. Sehingga, waktu tempuhnya menjadi lebih cepat.
Terimakasih jawabannya. Saya sangat menghargai. Maaf saya baru melihat hari ini.
Tampaknya pertanyaan kedua tidak terjawab, mengapa Sby – Mlg dulu, 40 th yl bisa 80′-90′.
Mengapa sekarang ng paling cepat 120′.
Tentu bukan karena kontur medan Sby Mlg berubah gara2 lumpur lapindo 😂😂😂
Hehehe. Kalau pertanyaan ttg waktu tempuh Surabaya Malang saya belum bisa jawab. Saya belum pernah menjajal kereta api di lintasan tersebut. Tapi, mungkin ada beberapa faktor, di antaranya penurunan kecepatan, banyaknya perlintasan sebidang, persilangan KA, dan jumlah stasiun berhenti yang bertambah.
Mantep ceritanya kang.. saya sampe sekarang belum sempet naik kereta enak. Paling KRL juga udah lama banget.
http://www.indoblazer.com/2018/04/ternyata-motor-yang-dipake-presiden.html
Hehehehe, sok atuh kang dicoba naik kereta yang eksekutif ini haha. Sekarang selain di rangkaian Gopar, kereta eksekutif ini juga udah dirangkai di Taksaka
Udah keluar lagi yg priority. Nggak nyoba, Mas? Hehehehe.
patut dicoba dah naik kereta Jakarta Bandung pakai eksekutif :’)
Monggo dicoba mas. Oh ya selain eksekutif kaleng ini, ada juga varian baru: Eksekutif Priority, ini gerbongnya pakai KA Wisata dan harganya 200K sekali jalan.
bagus banget keretanya mas
Iya mas, birunya unyu-unyu. Kursinya juga lebar mas, buat tidur enak dan nyaman.
Untuk ke Bandung sih harga tiketnya jg masih nyaman mas. Tapi entah nih kalau nanti sudah dirangkaikan di kereta lain juga, mesti harga tiketnya agak tinggi
Foot rest-nya sudah diupgrade dari yang versi eksekutif sebelumnya ya, yang eksekutif lama kan itu susah buat kaki saya, dipakai nanggung, dilipat malah nabrak tulang kering pas kaki selonjoran.
Iya. Mungkin karena diprotes juga ya mas.
Foot-rest yang ini mirip seperti footrest di kereta eksekutif terdahulu
Lumayan murah juga ya, Rp 130rb. Aku nuansa biru mudanya.
Biru mudanya sangat cute 😀
Next cobain Priority mas. Ada AVODnya. Tp sampe akhir bulan ini doang katanya😁
200 ribu euy mas, rodo eman hahaha.
Jalan tiap weekend ato weekday juga?
Kemarin Minggu aku lihat 1 kereta priority ditaro di ekor Gopar yang biasa
priotity jalan juga di weekday, karena okupansinya mendekati 100% mulai bulan depan jumlah gerbongnya ditambah 1, tapi belum tau ditambah di jadwal yg sama atau berbeda.
Boleh dicoba nih rute Gambir-Bandung pakai kereta itu. Btw, lampu bacanya seperti apa rupanya, Ri? Sorot dari atas seperti bus atau sorot dari samping kah?
Ayo ko dicoba, masih gress haha.
Rupa lampu bacanya itu mirip seperti bus, sorot dari atas tapi lebih kecil. Atau, kalau sudah pernah naik kereta premium, penampakan lampu bacanya sama seperti di situ.
Kemarin ini sih setauku rangkaian kaleng ini juga pernah dirangkaikan di Bangunkarta, tapi ndak dirangkaikan reguler.