Naik kereta api selalu menyajikan sensasi tersendiri. Jika dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti bus atau mobil, aku menganggap kereta api jauh lebih aman dan nyaman. Di samping itu, bepergian dengan kereta api juga memberiku kesempatan lebih untuk menikmati pemandangan sepanjang perjalanan karena jalur kereta api umumnya melewati daerah-daerah persawahan, pedesaan, bahkan hutan.
Di Jawa, dari seluruh lintasan rel kereta api yang menghubungkan Merak di ujung barat hingga Banyuwangi di ujung timur, daerah Priangan (Jawa Barat) bisa dibilang adalah lintasan yang memiliki pemandangan paling ciamik. Dimulai dari stasiun Purwakarta hingga stasiun Tasikmalaya, rel kereta api di lintasan ini dibangun menelusuri punggung-punggung bukit nan tinggi. Tak ayal, pemandangan yang tersaji dari balik jendela pun amat istimewa. Ada jembatan-jembatan yang dibangun di atas jurang nan dalam. Juga ada terowongan aktif terpanjang yang masih bisa dilalui kereta api hingga saat ini, yaitu terowongan Sasaksaat.

Semenjak jalan tol Jakarta-Cikampek dibangun proyek tol layang dan semakin macet, aku memutuskan untuk meninggalkan moda transportasi berupa angkutan mobil travel atau bus umum. Pasalnya, dengan kemacetan yang kian menggila di tol Jakarta-Cikampek, waktu tempuh ke Bandung yang dulu bisa ditempuh sekitar 3 jam kini membengkak hingga nyaris 7 jam atau lebih. Bahkan, di bulan April yang lalu, aku sempat terjebak macet hingga 10 jam. Sungguh membosankan dan melelahkan duduk berjam-jam di tengah kemacetan, apalagi jika harus menahan pipis. Amat menyiksa!
Karena macet berkepanjangan inilah banyak orang, termasuk aku akhirnya kembali menjatuhkan pilihannya dengan naik kereta api. Sebenarnya, sebelum jalan tol Cipularang (sekarang disebut juga Purbaleunyi) dibangun dan menjadi penghubung lintas Bandung-Jakarta, sudah ada kereta api Parahyangan dan Argo Gede yang hilir mudik belasan kali dalam sehari untuk mengangkut penumpang antar dua kota ini. Namun, semenjak jalan tol Cipularang rampung di tahun 2004, sedikit demi sedikit penumpang mulai beralih menggunakan mobil pribadi, bus, ataupun travel. Selain dari waktu tempuh yang lebih cepat daripada kereta api, transportasi lain seperti travel menawarkan tujuan yang lebih beragam. Kalau kereta api, hanya bisa turun di Jatinegara dan Gambir.
Karena kalah saing dengan jalan tol Cipularang, mau tidak mau akhirnya KA Parahyangan dan Argo Gede menyerah. Pada tahun 2010, setelah 39 tahun melayani penumpang, KA Parahyangan resmi berhenti beroperasi. Pun juga KA Argo Gede dihentikan operasionalnya. Dari dua KA yang “kalah saing” inilah lahir kereta api baru bernama Argo Parahyangan yang merupakan leburan dari dua kereta api terdahulu, Parahyangan dan Argo Gede. Berbeda dari kereta api kelas argo lainnya yang semua rangkaiannya adalah kelas eksekutif, Argo Parahyangan berbeda. Ada kelas eksekutif dan bisnis dalam satu rangkaian kereta. Di akhir 2016 yang lalu, kelas bisnis di rangkaian Argo Parahyangan diganti dengan kereta ekonomi AC terbaru produksi INKA tahun 2016 yang digadang-gadang sebagai kereta “ekonomi rasa eksekutif”. Untuk satu kali perjalanan, KA Argo Parahyangan mematok tarif Rp 120.000,- untuk kelas eksekutif, dan Rp 80.000,- untuk kelas ekonomi.
Sekarang, tujuh tahun sejak kelahiran Argo Parahyangan, aku menjadi penumpang setianya yang setiap bulan selalu hilir-mudik Jakarta Bandung. Jika tujuh tahun lalu jalur kereta api lintas Jakarta-Bandung sengsara karena kehilangan penumpang, sekarang keadaan berubah. Macet yang menghiasi ruas jalan tol pada akhirnya menyadarkan kita kembali bahwa kereta api adalah alternatif yang baik. Cukup duduk manis selama 3 jam, tahu-tahu sampai di Bandung. Selain itu, jika bicara soal daya angkut, tentu kereta api adalah juaranya. Satu rangkaian kereta bisa mengangkut lebih dari 500 penumpang sekali jalan. Bayangkan jika 500 penumpang itu dipecah ke dalam mobil-mobil kecil, tentu tidak efisien bukan?
Setiap akhir pekan tiba, khususnya hari Jumat malam, sudah pasti tiket kereta api Argo Parahyangan tujuan Bandung ludes terjual. Kabar baiknya, untuk memfasilitasi penumpang yang melonjak, sejak bulan Agustus 2017, PT. KAI meluncurkan varian baru dari Argo Parahyangan, yaitu kelas Premium—kelas ekonomi AC dengan jarak antar kursi lebih lega dan kursinya bisa reclining. Di hari Jumat, KA Argo Parahyangan Premium bertolak dari Gambir jam 2 siang dan 6 sore.
Sejak dulu hingga sekarang, waktu tempuh kereta api lintas Jakarta Bandung memang tidak banyak berubah, selalu sekitar 3 jam. Tapi, 3 jam itu bukanlah masalah. Lebih baik duduk 3 jam di atas kereta api yang melaju ketimbang 7 jam di atas mobil yang terjebak macet. Lagipula, selama duduk 3 jam di atas kereta api, kita bisa melayangkan pandangan ke balik jendela. Sepanjang jalur Purwarkarta hingga Padalarang, pemandangan nan elok akan jadi sajian kita tatkala kereta api melintasi bukit-bukit hijau, melewati jembatan-jembatan dengan sungai dan jurang di bawahnya, dan melintasi terowongan aktif terpanjang di Indonesia. Jadi, alih-alih menggerutu karena macet, tenang, masih ada kereta api.
Selain cepat dan pasti, didukung oleh parkir yang luas di stasiun Bandung.
amazing mas, tiap naek argo parahyangan, kangen sama suasana pesawahan purwakarta & view tol cikampek tadi… yang agan foto
Yup mas, trek Padalarang-Purwarkarta itu salah satu trek yang asyik. Saya kalau naik Gopar, selalu pilih kursi nomor D, karena view-nya bisa menghadap Tol Cipularang.
Gopar? haha… baru ngeuh namanya disingkat begitu, siap kang… selamat berkereta, haha
Iya mas, nama gaulnya buat Argo Parahyangan sekarang jadi Gopar wkwkwkwk.
Lebih singkat dan mudah diingat
Hehe kereta api memang lebih efisien, sangat disayangkan pemerintah lebih memilih mengembangkan jln daripada kereta
Iya 😦
Semoga rencana re-aktivasi jalur kereta api di era sekarang ini benar-benar jadi nyata 🙂
Waah iya nih mas. Argo parahyangan naik pamor lagi semenjak proyek jalan tol cikampek II. Skrg sehari bs lebih dr 10 kali keberangkatan ya?
Dulu awal2 argo gede malah jakarta-bandung bisa tembus 2 jam. Tapi, sangat tidak aman mengingat treknya banyak tikungan dan menanjak. Jadi 3 jam mnrtku udh paling nyaman aman dan bebas macet tentunya.
Iya mas. Bahkan untuk yang rangkaian premium jadi rangkaian panjang, pernah sampai 14 kereta dan ditarik CC 206. Di hari Minggu, ada satu kereta tambahan yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen.
Kereta api jadi ramai lagi karena macet di jalur Jkt-Cikampek udah parah banget.
Tapi, kalaupun gak macet, aku bakal tetap pilih kereta api. Jauh lebih nyaman dan aman.
KAMI BANGGA JADI PENGUSAHA PAYTREN
“Jualan adalah aktivitas menolong Orang yang Dibayar”
Alhamdulillah Dengan menjual lisensi aplikasi paytren sudah banyak orang yang merasakan manfaatnya , mudah mudahan jadi ibadah bisnis ini.
Wasilah paytren membuka pintu pintu kita untuk :
– JalanSilahturahim
– Jalan Menuntut Ilmu
– Jalan Perbaikan Diri
– Jalan Rezeki
– Jalan Dakwah
Mohon do’akan bisnis paytren ini agar bisa bermanfaat bagi semua umat dan dapat mensejahterakan umat melalui wasilah bisnis ini.
Aamiin
Saya Penjual dan Pengusaha Paytren..
Dan Saya Bangga jadi Penjual Paytren
Mari bergabung dengan komunitas bisnis yang positif , Agamis dan Visioner
https://beltekmurara.wordpress.com/