Umbul Cokro, Si Bening dari Klaten

Potret sungai mengalir jernih nampaknya telah menjadi barang langka, terutama untuk mereka yang tinggal di perkotaan. Langka bukan berarti punah, di sudut kabupaten Klaten masih terjaga sebuah kawasan mata air yang kini menjadi terkenal karena kejernihannya, saking jernihnya seolah bisa langsung diminum. Terdapat tiga mata air atau umbul yang kini menjadi primadona Klaten, yaitu Umbul Ponggok, Umbul Manten dan Umbul Cokro.

Umbul-umbul di Klaten memiliki karakteristik air jernih dan segar hingga dasar dari umbul tersebut bisa terlihat. Umbul Ponggok terkenal lebih dahulu berkat hadirnya media sosial dan dijuluki sebagai Bunaken dari Jawa. Berbeda dengan Umbul Ponggok yang berupa kolam, Umbul Cokro adalah sebuah mata air yang mengalir lewat aliran sungai dan dangkal.

img_8543
Jernih dan segar

Nama Umbul Cokro diambil dari nama sungai yang mengalirinya, yaitu Sungai Cokro yang terletak di kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Tak terlalu sulit menemukan Umbul Cokro. Jika berkendara dari Jogjakarta, melewati kecamatan Delanggu kemudian berbelok ke barat maka lokasi Umbul Cokro akan ditemukan.

Sekilas, Umbul Cokro terlihat kurang meyakinkan karena berlokasi di dekat pemukiman warga. Gambaranku pertama kali mengunjungi Umbul Cokro paling-paling hanya sebatas waterboom mini yang direnovasi. Tapi, gambaran itu sirna ketika melihat sungai kecil beraliran jernih yang membius setiap orang untuk segera nyemplung. 

Tiket masuk Umbul Cokro dipatok seharga Rp 7.000,- per orang, ditambah dengan parkir Rp 2.000,- per motor. Tiket tersebut tidak hanya berlaku untuk bermain di sekitaran sungai, tapi pengunjung juga bisa bebas bermain di area waterbom. Untuk memanjakan pengunjung, di sepanjang aliran sungai telah berdiri deretan warung, penjaja sate dan gorengan.

Awalnya sempat ragu untuk duduk menyewa tempat di sebuah pondokan karena takut harganya mahal. “Monggo mas, sepuluh ribu mawon kalau di atas, lima ribu kalau di bawah,” ucap seorang ibu menawarkan lapak tikarnya. Satu gazebo dibandrol seharga Rp 10.000,-, harga yang terjangkau. Sambil melepas penat di gazebo, juga disediakan gorengan seharga Rp 2.000,- per tiga biji. Karena lapar, kami bertujuh ludes melahap 75 biji gorengan.

Bagian paling mengasyikkan dari berkunjung ke Umbul Cokro adalah sesi nyebur. Sekilas, air yang jernih begitu menggoda, tapi begitu mencelup jari ke air, badan seketika akan bergidik karena dingin. Tapi, jika dirasa-rasa dinginnya maka bisa dipastikan agenda nyemplung akan batal karena takut. Jadi, segera celup badan ke air dan seketika rasa segar akan menyambut.

Perlu berhati-hati jika berjalan di aliran sungai karena batu-batu licin dan agak tajam. Tak perlu kuatir tenggelam karena tinggi air hanya maksimal se-dada orang dewasa. Jika malas berenang, tersedia pelampung dan ban sewaaan seharga Rp 5.000,- per buahnya.

Pengelolaan Umbul Cokro jauh lebih baik, terbukti dengan resiknya area wisata dari sampah bertebaran. Juga yang paling penting adalah kondisi kamar mandi dan kamar ganti yang tidak bau pesing. Jika membawa anak kecil, pengunjung bisa memanfaatkan area water boom  di bagian atas umbul.

So, jangan lupa mampir ke Umbul Ponggok kalau sedang ke Klaten. Dengan berwisata, kita memajukan potensi pariwisata dan masyarakat lokal.

img_8558
Musim panas di Khatulistiwa

———————

Rute menuju Cokro:

  1. Dari Jogja ambil arah menuju Solo
  2. Memasuki kota Klaten, ambil terus arah menuju Solo hingga sampai di Delanggu
  3. Di Delanggu, ada perempatan ambil ke kiri. Jika kurang yakin bisa gunakan GPS, Gunakan Penduduk Setempat.
  4. Ambil arah ke barat, ikuti jalan, ada pabrik aqua di kiri jalan, lurus terus.
  5. Ikuti arah panah menuju Umbul Cokro Tulung

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s